Pages

Labels

Sunday, 27 April 2014

Garis-Garis Besar Rencana Perkuliahan Kimia Fisika III

Universitas Negeri Surabaya
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
S1 Kimia

A. Mata Kuliah
     Kimia Fisika III (Kinetika Kimia)

B. Kode dan SKS
     23324314 (3/1)

C. Prasyarat
    Matematika Kimia dan Kimia Fisika I

D. Deskripsi
    Kajian empiris maupun teoretis laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi, suhu, dan katalis serta
    interpretasi hukum laju reaksi kepada pembahasan dan perancangan mekanisme reaksi
    (termasuk fotokimia).

E. Standar Kompetensi
    Setelah lulus mata kuliah KF-III mahasiswa mampu membangun simpulan konseptual berdasar
    fakta-fakta empiris (dimensi induktif) dan mengajukan argumentasi teoretis untuk
    mengeksplanasi fakta-fakta empiris yang terjadi (dimensi deduktif) dalam bidang kinetika
    reaksi, sehingga mampu mengembangkan kerangka konseptual berbasis kinetika reaksi
    untuk merumuskan tindakan atau alternatif tindakan dalam memecahkan problematika
    kimia dalam kehidupan.

F. Daftar Pustaka
    Atkins, P. W. 1995. Psysical Chemistry. Third Edition. New York: W. H. Freeman and Company.
    Castelan, Gilbert W. 1983. Psysical Chemistry. Third Edition. Tokyo: Addison-Wesley
         Publishing Company.


No
Kompetensi Dasar
Materi
Estimasi Waktu
Tugas/Praktikum
1
2
3
4
5
1.
Memahami makna fisik dari hukum laju reaksi.

Hukum Laju Reaksi (r)
Fungsi: x(t); r = d/dt (x)
r = k [a-x]α[b-x]b
Penentuan orde reaksi
5 x 3 x 50 menit
(5 x tatap muka)
Mengerjakan soal-soal penentuan orde reaksi, perumusan hukum laju reaksi, menghitung harga k, dan memprediksi  laju reaksi.
2.
Memahami makna fisik fungsi laju terhadap suhu reaksi.

Fungsi: r(T)
Hukum Arrhenius:
ln k = ln A – Ea/RT
1 x 3 x 50 menit
Mengerjakan soal-soal aplikasi hukum Arrhenius, termasuk penetapan nilai A dan Ea.
3.
Memahami makna fisik fungsi laju reaksi terhadap katalis.

Fungsi: r(katalis)
Hukum Arrhenius:
ln k = ln A – Ea/RT
Katalis menurunkan nilai Ea
1 x 3 x 50 menit
Mengerjakan soal-soal aplikasi hukum Arrhenius untuk membahas reaksi katalisis.
5
US

1 x 3 x 50 menit

4.
Memahami cara penentuan mekanisme reaksi melalui pendekatan kinetik.
Mekanisme Reaksi
Interpretasi hukum laju reaksi terhadap mekanisme reaksi
4 x 3 x 50 menit
Mengerjakan soal-soal evaluasi rancangan mekanisme reaksi umum dan reaksi kompleks berdasar data kinetika reaksi
5.
Memahami mekanisme dari reaksi-reaksi berkatalisis homogen dalam larutan.

Mekanisme Reaksi untuk reaksi berkatalisis homogen dalam larutan
2 x 3 x 50 menit
Mengerjakan soal-soal evaluasi rancangan mekanisme reaksi berkatalisis homogen dalam larutan berdasar data kinetika reaksi
6.
Memahami mekanisme dari reaksi-reaksi berkatalisis asam atau basa.

Mekanisme Reaksi untuk reaksi berkatalisis asam atau basa.
2 x 3 x 50 menit
Mengerjakan soal-soal evaluasi rancangan mekanisme reaksi berkatalisis asam-basa berdasar data kinetika reaksi
7.
Melakukan penyelidikan ilmiah terkait dengan kinetika reaksi.
Pengembangan perangkat pembelajaran: Lembar Kegiatan Laboratorium (LKL)
Di luar jam tatap muka
Tugas merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan kegiatan penyelidikan kinetika reaksi

Contoh Proposal Praktikum Biologi Dasar

A. Judul Praktikum
Pengaruh Jumlah Eceng Gondok Terhadap Kecepatan Reaksi Membersihkan Polutan Logam Berat Pada Perairan Tercemar di Desa Rangka Kidul, Sidoarjo

B.  Tujuan Praktikum
Untuk membandingkan hasil kecepatan reaksi yang didapatkan dari perbedaan jumlah eceng gondok pada masing-masing ember plastik, yang kemudian diaplikasikan pada skala yang lebih besar dibanding ember plasrik.

C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh eceng gondok dalam kecepatan reaksi terhadap peranannya sebagai pembersih polutan logam berat?

D. Manfaat Praktikum
Dengan adanya praktikum seperti ini, diharapakan dapat menghasilkan manfaat yang besar. Salah satunya adalah untuk menghimbau pada masyarakat, khususnya di Desa Rangka Kidul bahwa tanaman eceng gondok tidak hanya memiliki dampak negativ yang dihasilkan dari dirinya.

E.  Hipotesis
Semakin banyak jumlah eceng gondok pada perlakuan yang diberikan pada masing-masing ember, maka semakin cepat pula penurunan konsentrasi pada logam berat yang sebagai musuh dari eceng gondok.

F.  Perlakuan Variabel
1.      Variabel Bebas:
Jumlah eceng gondok, kadar logam berat yang terdapat pada air sumur.
2.      Variabel Terikat:
Kecepatan reaksi penurunan konsentrasi pada logam berat. 
3.      Variabel Kontrol:
Jenis air, usia eceng gondok, volume air, media penampungan air, perawatan yang diberikan.

G. Alat dan Bahan
1.      Larutan Pb(NO3) sebesar 5 ppm
2.      Ember plastik
3.      Air sumur
4.      Eceng gondok
5.      Spektrofotometer Serapan Atom

H. Langkah Kerja Praktikum
1.    Menyiapkan lima ember plastik yang kemudian kita tuangkan air sumur yang kita ambil dari salah satu sumur di Desa Rangka Kidul, Sidoarjo ke dalamnya pada masing-masing ember.
2.   Menambahkan larutan Pb(NO3) sebesar 5 ppm ke dalam masing-masing ember plastik tersebut.
3.   Kemudian memasukkan eceng gondok ke dalam ember plastik yang telah berisikan air sumur dan larutan Pb(NO3) sebesar 5 ppm.
4.  Masing-masing ember plastik memiliki perlakuan yang berbeda, yaitu jumlah eceng gondok yang dimasukkan ke dalamnya.
5. Setelah beberapa hari atau minggu, hasil konsentrasi diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 217 nm. Dan perlakuan tersebut dilakukan setiap kelipatan hari pertama pengukuran. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih valid.

Sekolah Berstatus Negeri, Bukan Penentu Kepandaian Kita !

Belajar adalah suatu kewajiban bagi setiap anak bangsa. Salah satu tempat yang memberikan sarana belajar untuk menuntut ilmu adalah sekolah. Keberadaan sekolah di Indonesia terdapat dua status yang berbeda, yaitu sekolah berstatus negeri, dan sekolah berstatus swasta. Jika ditanyakan tentang perbedaan antara sekolah berstatus negeri, dan sekolah berstatus swasta, kita bisa membedakannya dari segi luarnya, seperti fasilitas, biaya, strategi proses belajar mengajar, perencanaan kurikulum, dan pandangan seseorang dalam dunia kerja. Namun, sekolah milik pemerintah yang berstatus negeri ini sering mendapatkan pujian-pujian dari kalangan orang tua, sebaliknya sekolah berstatus swasta sering mendapatkan cemoohan, seperti pendapat yang disampaikan oleh seorang Ibu, “Anak swasta malas-malas, berbeda dengan anak negeri yang terkenal rajin.”
Dari pendapat yang disampaikan oleh Ibu itu, timbul suatu pesan diskriminasi dalam status sekolah. Khususnya bagi siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah berstatus swasta. Namun, cemoohan untuk sekolah berstatus swasta tidak hanya dilontarkan dari kalangan orang tua saja, beberapa dari teman saya yang masih berstatus pelajar juga sering memandang sekolah berstatus swasta dengan sebelah mata.
Suatu kalimat terlontar dari beberapa teman saya yang selalu menjadi suatu jawaban untuk menjawab pertanyaan, “Kamu akan melanjutkan pendidikanmu kemana?” yaitu dengan tegas mereka menjawab, “Yang pastinya mencoba ke negeri dulu dong.” Itu masih beberapa dari teman saya, belum lagi kalau saya harus menanyakan ke semua teman saya, atau bahkan ke seluruh orang yang belum saya kenal. Saya menjamin 90 % dari mereka akan menjawab dengan inti kalimat yang sama.
Ada apa ini? Apakah kalimat dari jawaban itu telah menjadi suatu mantra dari keturunan nenek moyang, sehingga semuanya harus menjawab dengan inti kalimat yang sama? Apakah mereka malu untuk sekolah berstatus swasta? Seakan-akan semuanya harus ke negeri dulu, dan hanya kondisi yang terdesak baru memilih sekolah berstatus swasta.
Siapa tahu maksud hati orang lain, kalau tidak hanya Sang Pencipta. Ketika saya mengintip sedikit lebih dalam dari alasan mereka yang berdominan memilih sekolah berstatus negeri adalah biaya. Ada yang mengatakan, “Biaya sekolah berstatus swasta lebih mahal dibandingkan sekolah berstatus negeri. Selain itu juga, sekolah berstatus swasta lebih terkenal dengan sebutan sekolah buangan dari sekolah berstatus negeri yang tidak diterima.” Sungguh ironisnya pendapat itu ketika terdengar oleh para pelajar yang sedang menuntut ilmu di sekolah berstatus swasta.
Ketika saya melihat proses ujian saring masuk suatu sekolah milik pemerintah yang berstatus negeri sering terdapat keganjalan. Misalkan, setelah hasil pengumuman ujian saring masuk suatu sekolah berstatus negeri tertempel di suatu mading (majalah dinding) sekolah yang bersangkutan, atau diumumkan melalui jejaring sosial yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan, saya sering mendapatkan gunjingan-gunjingan dari para peserta ujian saring tersebut, “Mengapa si Jono (nama samaran) lolos ujian masuk SMA negeri A ya, padahal dia tidak terlalu pandai? Mengapa bukan si Adel (nama samaran) yang lolos, padahal mulai dari SD sampai SMP dia selalu mendapat juara, selain itu juga lulusan sekolah negeri?” Gunjingan itu tidak terjadi pada saat ujian saring masuk SMA negeri saja, mulai dari SD negeri, SMP negeri, bahkan perguruan tinggi negeri juga sering terjadi. Saya dapat menyimpulkan dari gunjingan tersebut, bahwa ujian saring masuk sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri tidak jauh dari faktor keberuntungan yang dimiliki oleh para peserta.
Selanjutnya, ketika saya melihat sekolah berstatus swasta juga tidak mau kalah dengan sekolah milik pemerintah yang berstatus negeri tersebut. Mulai dari fasilitas yang disediakan juga tidak kalah dengan sekolah berstatus negeri, bahkan dari segi fasilitas sekolah berstatus negeri bisa terkalahkan oleh sekolah berstatus swasta, karena sekolah berstatus negeri yang merupakan milik pemerintah tersebut hanya menunggu biaya bantuan dari pemerintah beserta persetujuannya. Namun, sekolah swasta bebas, hanya bergantung dari ketua yayasan yang mengayomi sekolah tersebut. Kita ingat, bahwa fasilitas sekolah yang disediakan juga menentukan suatu pengetahuan bagi pelajarnya. Namun, semuanya juga perlu dukungan berupa kontribusi keingintahuan dari para pelajarnya.
Lantas, mengapa status sekolah masih dijadikan suatu pacuan prestasi? Paling-paling pacuan yang dibuat berdasarkan sekolah itu sendiri. Perlu diingat lagi, bahwa kedua sekolah yang memiliki status berbeda tersebut juga dimiliki oleh sebuah organisasi yang berbeda, yaitu Negara dan yayasan.
Selain itu, yang paling menentukan suatu prestasi kita adalah diri kita sendiri. Di manapun kita bersekolah, asalkan punya niat dan keinginan yang teguh, kesuksesan akan menanti kita. Perlu kita ingat kembali, tidak hanya sekolah yang dijadikan tempat sarana belajar kita, dimanapun kita berada kita bisa mendapatkan ilmu.

Life Lesson from My First Love

The start of my story, when I sat down in eight grade at Junior High School . In that moment, I still didn’t know yet all of students in my class and belong to him. First time, I looked at him nothing other my feeling into him, only my hatred was my feeling into him. Of course, all of you wanna ask to me (that), “Why could I hate him ?” The answer which was very simple because he had skin more white than my skin. Moreever, he had habbit which always wear jacket every going to school. I thought that if only he had been a girl like me. Hmmmm… I felt that was better than before. “Hahaha…” of course, all of you were laughing when you heard my reason. Yayaya… I was also confused with my self. Where as, men are in the world which is narrow not only him have habbits like that. But, heart’s feeling really can not be avoided by all of people, belong to me that I really loathed him.
The climax of my story, when I had to sit one group with him. Model of instruction in my school must sit in groups every day. Try to Imagine !!! He who was loathed by me had to meet me in one group every day. Oh, my God… but, I had to learn to accustom my self into him. I would be lose if only my school had been disturb by him, only due to being my group.
I didn’t guess, obviously he who was a diligent person was different with me. He always came early to school and did assignment. But, that’s different with me. I aften came late to school and seldom did assignment. He was also a attentive person in all of his friends. All of his characteristics and attitudes make my hatred lose. One word is “LOVE” which often is said by many people, had bume into my self. Soon after that, I often pushed of my feeling and avoided my feeling. But, the sentence ever had been said by me that heart’s feeling really couldn’t be avoided by all of people, belong to me that I fall in love with him who is my first love.
But , all of it was late. In nine grade, I wasn’t one classmate with him again. Automaticly, I seldom would look at him. And I wasn’t also brave said that, “I love you” until finally, we graduated from Junior High School, and we wasn’t one school again. And now just his shadow which accompany my self. He had gave many life lesson which is “I am not evaluate the appearance of people.” I always wait him, and someday if only I would meet with him again, I really wanna say about my true feeling into him. Although, he’ll push of my love. It’s Ok for me, he know about my true feeling into him most important. And I’ll keep my love until I say to him.

Dia Muncul Kembali

Kemarin malam ketika aku berada di sebuah toko buku langgananku yakni Gramedia, dengan tujuan untuk mencari buku yang aku butuhkan sebagai referensi laporan ilmiahku, aku bertemu dengan pacar pertamaku. Seketika itu juga aku teringat masa-masa aku menjalin cinta bersamanya. Dan hal yang selalu aku ingat, ketika aku dan dia mengambil sebuah buku yang sama di rak buku pengetahuan. Dan aku juga masih sangat ingat, judul buku tersebut, “Network Security.” Saat itulah kita mulai berkenalan.
Aku tidak tahu, apakah Allah telah mengatur itu semua untukku atau hanya keberuntungan saja. Tapi anehnya selalu terjadi berulang-ulang. Setiap aku mengunjungi toko buku langgananku itu aku selalu bertemu dengannya. Sempat berfikir juga, kalau dia adalah salah satu pelanggan toko buku Gramedia itu, kurang lebih seperti aku. Hingga akhirnya juga dia menyatakan cintanya kepadaku di toko buku langganan kita. Dan sampai sekarang tempat itu menjadi tempat yang berkesan bagiku. Tapi, semuanya adalah masa lalu, yang kini tinggal kenangan.
Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara yang berat, tanpa aku duga ternyata itu suaranya. Saat itu tiada satu kata yang terlontar dari mulutku. Aku hanya terdiam terpaku. Tapi itu tidak lama, ketika dia melontarkan beberapa kata padaku, “sudah bisa mencari buku sambil nglamun nih.” Aku hanya tersenyum tersipu malu, ketika mendengarkan kalimat yang dilontarkan darinya. Tak lama kemudian kita mulai ngobrol bersama. Saat itu aku merasa tidak ada orang lain di sekeliling kita. Tiada kecanggungan diantara kita, meskipun sang waktu yang berjalan lama tidak mempertemukan kita. Aku ingat betul bagaimana suasana waktu itu, bagaikan sang angin yang membawa kita melayang kembali ke masa-masa indah dulu. Dan cuaca yang aku rasakan sungguh bertolakbelakang dengan faktanya yang panas waktu itu, aku sungguh merasakan musim semi datang hanya karenaku. Bunga-bunga yang bagaikan tumbuh di hatiku.
Aku selalu memperhatikan gerak-gerik dari sosoknya ketika sedang berbicara denganku. Dia masih sama seperti pertama kali aku mengenalnya. Tapi kini yang membuat dirinya berbeda adalah pakaian yang dikenakannya. Sebuah jas hitam dan dasi yang melekat pada dirinya, yang membuat dirinya lebih gagah dan berwibawa.
Ditengah pembicaraan kita, seorang wanita menghampiri kita. Aku tidak tahu siapa wanita itu dan aku tidak ingin berfikiran negative tentang wanita itu. Tak aku duga, cinta pertamaku dan wanita itu saling kenal. Kemudian dia memperkenalkan wanita itu padaku. Namanya Risya. Semua yang aku fikirkan, yang tak ingin terjadi, ternyata semuanya menjadi benar dan terjadi. Risya adalah tunangannya, yang tak lain adalah calon istrinya.
Seketika itu juga, aku merasa tidak berdaya dan tubuhku menjadi lemas, bahkan aku tak bisa berfikir apa yang harus aku katakana.
“Hello !”
“Hi !”
“Apa kabar ?”
Semuanya bagaikan membeku selayaknya di dalam lemari es.
Ketika Risya menjabat tanganku, aku bisa merasakan betapa beruntungannya Risya mendapatkan dia. Seharusnya aku tak boleh menyesali itu semua. Semuanya telah berjalan dengan sendirinya. Dan hanya waktu yang dapat menjelaskan semuanya. Semua yang terjadi, indah di mataNya.