Penyosohan beras
menghasilkan dua macam limbah, yaitu dedak dan bekatul. Badan pangan dunia FAO
telah membedakan pengertian dedak dan bekatul. Dedak merupakan hasil samping
dari proses penggilingan padi yang terdiri atas lapisan sebelah luar butiran
beas (pericarp dan tegmen) dan sejumlah lembaga beras. Menurut Damardjati et
al., (1990) dalam Janathan (2007), pada pengilingan padi di Indonesia yang
menggunakan satu tahap,
dedak merupakan hasil
penyosohan pertama dan bekatul
sebagai hasil penyosohan kedua atau akhir. Secara keseluruhan proses
penggilingan padi menjadi beras akan menghasilkan 16 – 28% sekam, 6 – 11%
dedak, 2 – 4% bekatul, dan sekitar 60% endosperma. Tujuan penyosohan untuk
menghasilkan beras yang lebih putih dan bersih. Semakin tinggi derajad sosoh,
semakin putih dan bersih penampakkan beras, tapi semakin miskin zat gizi
(Anonima, 2009 dalam Tri, 2011).
Gabah padi
terdiri atas dua lapisan utama, yaitu endosperma atau biasa disebut dengan biji
beras dan kulit padi. Kulit padi ini secara keseluruhan jumlahnya sekitar 8%
dari jumlah total padi. Kulit padi terdiri atas hull yang merupakan kulit bagian terluar dan bran (bekatul) yang merupakan kulit bagian dalam atau selaput biji.
Namun, karena alat penggilingan padi tidak memisahkan
antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul bercampur
menjadi satu dan
disebut dengan dedak
atau bekatul saja.
Dedak lebih
sesuai sebagai bahan baku pakan, sedangkan
bekatul sangat baik
untuk bahan pangan.
Dedak terdiri atas lapisan
dedak sebelah luar
dari butiran-butiran padi
dengan sejumlah lembaga
biji, sedangkan bekatul adalah
lapisan dedak sebelah
dalam dari butiran
padi termasuk sebagian kecil
endosperma berpati.
Menurut Khafidudin (2009)
dalam Hadipernata (2007),
bekatul adalah bagian
terluar dari bagian bulir,
termasuk sebagian kecil
endosperm berpati. Bekatul
terdiri atas beberapa lapisan, yait pericarp,
seed coat, nucellus, dan aleurone
(Nursalim, 2007 dalam Tri, 2011). Penampang padi dan bagian-bagiannya
ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar
1. Penampang Padi
Bekatul
merupakan salah satu hasil samping proses penggilingan padi yang jumlahnya
cukup banyak. Departemen pertanian (2002) menyebutkan bahwa ketersediaan
bekatul di Indonesia cukup banyak dan mencapai 4,5 – 5 juta ton setiap
tahunnya, selain itu bekatul merupakan makanan sehat alami mengandung
antioksidan, multivitamin, dan serat tinggi untuk penangkal penyakit
degenerative dan juga kaya akan pati, protein, lemak, vitamin, dan mineral
(Damayanthi, 2007 dalam Tri, 2011).
Bekatul sebagai
hasil samping penggilingan
padi diperoleh dari
lapisan luar karyopsis beras.
Meskipun bekatul tersedia
melimpah di Indonesia,
namun pemanfaatannya untuk konsumsi
manusia masih terbatas.
Hingga saat ini pemanfaatannya terbatas
sebagai pakan. Pemanfaatan
bekatul padi dewasa ini lebih banyak ditujukan sebagai pakan ternak. Padahal, nilai
gizi bekatul sangat baik, kaya akan vitamin B, vitamin E, asam lemak esensial,
serat pangan, protein, orizanol, dan asam ferulat. Senyawa fitokimia pada
bekatul (phytos = tanaman, chemicals = zat kimia) menjadi topik
penelitian penting karena dapat memberikan fungsi-fungsi fisiologis dalam
pencegahan penyakit degeneratif. Komposisi fitokimia bekatul sangat bervariasi,
bergantung pada faktor agronomis, varietas padi dan proses penggilingannya
(derajad sohoh) (Ardiansyah, 2009 dalam Tri, 2011).
Bekatul tersusun dari beberapa zat,
sepert air, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Menurut hasil analisis
Sucofindo dalam Nursalim (2007) dalam Tri (2011), kandungan gizi bekatul
ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Gizi Bekatul
Kandungan
|
Jumlah
|
Air
|
2,49%
|
Protein
|
8,77%
|
Lemak
|
1,09%
|
Abu
|
1,60%
|
Serat
|
1,69%
|
Karbohidrat
|
84,36%
|
Kalori
|
382,32 kal
|
Logam Berat
|
-
|
Sumber: Sucofindo dalam Nursalam (2007)
dalam Tri (2011)
Bekatul juga mengandung
kalsium, magnesium, mangan, zat besi, dan natrium. Menurut penenlitian dari
pusat penelitian dan pengembangan pertanian, Bogor dalam Nursalim (2007) dalam
Tri 2011 bekatul memiliki kandungan yang ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Kompisisi Bekatul
Kandungan
|
Jumlah
|
Protein
|
1,6 – 1,9 PER (protein efficiency ratio)
|
Daya Cerna
|
73%
|
Lemak
|
3 – 4%
|
Asam Lemak Utama
|
> 90%, terdiri atas asam palmitat,
oleat, dan linoleat
|
Lilin
|
3 – 4%
|
Lipid
|
4%
|
Pati
|
10 – 20% (semakin tinggi kadar
penyosohan, semakin tinggi kadar patinya)
|
Vitamin dan Mineral
|
Tiamin 78%, Ribovlavin 47%, Niasin
67%, Aluminium, Kalsium, Klor, Zat Besi, Magnesium, Mangan, Fosfor, Kalium,
Silicon, Natrium, Seng
|
Serat
|
Selulosa 8,7 – 11,4%, Hemiselulosa 9,6
– 12,8%
|
Sumber:
Pusat penelitian dan pengembangan pertanian, Bogor dalam Nursalim (2007) dalam
Tri (2011)
0 comments:
Post a Comment